Batam. Probononews.com. Bertempat di The Artrium, Space & Venue Panbil Hospitality Batam pada 12 Januari 2025 dilaksanakan Dialog Kebangsaan bertajuk Syukuran Natal Tahun Baru dalam Bingkai Haul Gusdur ke15. Menghadirkan Pembicara Ketua PCNU Batam KH Mahammad Zaenuddin dan Direktur Bible Centre Batam Romo Aurelius Pati Soge, SVD serta dipandu oleh moderator Gusdurian Kota Batam Bapak Dwi Suryo.
Mengawali acara dialog Master of Ceremony (MC) Kak Irene memandu acara pembukaan yakni, menyangikan lagu Indonesia Raya, doa pembukaan, kata sambutan Ketua Pemuda Katolik Komcab Batam dan membacakan riwayat hidup Gusdur serta membacakan profil narasumber dan moderator.
Dalam sambutannya Ketua Pemuda Katolik Komcab Batam menyampaikan bahwa tujuan acara ini bukanlah saya hendak mengajak kiai atau para sahabat Ansor Banser supa menjadi seorang Katolik, pun sebaliknya kiai dan para sahabat Ansor bukanlah mau menjadikan saya umat mualaf, hehehehe sahut Nimrod dengan kelakar tawa mesra dan senyuman manis. Lebih lanjut Nimrod menyampaikan bahwa Kita disini hadir bukan untuk membicarakan perbedaan kita namun membicarakan, berdiskusi, berdialog nilai-nilai kebangsaan, nilai kemanusiaan yang sama-sama kita hidupi, pelihara dan perjuangkan agar terus menerus bertumbuh. Itulah pula mengapa hari ini kita kembali mengenang Gusdur.
Ketua Pemuda Katolik Komisariat Daerah Kepulauan Riau Dr. Vandarones Purba, S.T.,S.H., M.H. dalam sesi memberikan tanggapan menyampaikan pengalamannya bertemu Gusdur ketika hidup. Ketua Vanda menegaskan apa yang dikatakan Gusdur; Tidak penting apa agama dan sukumu, kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua manusia, maka orang tidak pernah tanya apa agamamu. Demikan ketika kita hendak menolong orang tidak usah tanya agamanya apa. Apa yang dikatan Gusdur ini juga kami terapkan dalam karya di Pemuda Katolik. Pemuda Katolik sebagai ormas membantu masyrakat tanpa melihat latar belakan agama, suku dan ras, ucap Ketua Vanda penuh semangat.
Inti sari dari semua proses dialog baik daritanggapan peserta dari narasumber Romo Aurel, Kiai Zaenuddin dan Moderator menyimpulkan : Pertama, perbedaan adalah bahagian dari rencana penciptaan Tuhan pemilik alam semesta. Jika tidak menghargai perbedaan sama artinya kita tidak menghargai Tuhan sang pencipta. Kedua, Manusia adalah yang utama dalam semua proses hidup dan karya. Kita harus menghargai, menghormati manusia sebagai mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Tidak golongan manyoritas dan minoritas. Apapun agamanya, latar belakangnya manusia adalah manusia yang harus sama sama kita muliakan. Dengan memuliakan ciptaan Tuhan sama artinya kita memuliakan Tuhan.
Acara ditutup denga penyerahan cendra mata kepada para narasumber dan moderator dilanjutkan doa penutup acara dari kia Zaenuddin serta dilanjutkan dengan sesi foto dan bincang-bincang lepas sembari menikmati nikmatnya kopi teh dan menikmati guyuran hujan dan angin yang lembut membuat suasana semakin hangat dan haru. (red)
–